Jumat, 21 Februari 2014

"Kenali Sebab Bayi Tidak Mau Menyusui"

Jika Menolak ASI, kemungkinan disebabkan oleh:

1. Kurang sehat.
Kondisi tubuh bayi yang kurang sehat bisa membuat bayi kesulitan mengisap dengan baik, sehingga ASI yang didapat sedikit. Akhirnya bayi jadi capek atau frustrasi, dan menolak menyusu.


2. Kesakitan.
Bayi yang mengalami memar akibat lahir dengan alat bantu (misalnya: vakum) mungkin menolak menyusu jika bagian yang memar ini terpencet tiap kali ia menyusu.

3. Tersumbat hidungnya.
Bayi yang hidungnya tersumbat (karena pilek) mungkin menolak menyusu karena kesulitan bernafas.

4. Sariawan.
Bayi yang sedang sariawan, atau mulutnya terinfeksi jamur Candida mungkin hanya mau mengisap beberapa kali saat menyusu, lalu berhenti dan menangis.

5. Sedang tumbuh gigi.
Bayi yang sedang tumbuh gigi mungkin merasa gusinya nyeri, atau air liurnya berlebihan, atau agak demam, sehingga menolak menyusu karena merasa tidak nyaman.

6. Mengantuk.
Bayi yang terpengaruh efek sedatif (bius) obat-obatan mungkin menolak menyusui karena mengantuk.

7. Bingung puting.
Bayi yang diberi susu botol atau empeng terlalu dini (sebelum 2 minggu) mungkin menolak menyusu karena kesulitan menguasai teknik mengisap payudara – yang sangat berbeda dengan mengisap dot.

8. Tidak mampu `mengambil' cukup ASI untuk memenuhi kebutuhannya.
Bayi yang belum menguasai teknik menyusu mungkin hanya mampu mengisap ASI sedikit sehingga harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengisap lebih lama atau lebih dalam. Akibatnya ia jadi capek atau frustasi, lalu menolak menyusu.

9. Ingin `melawan' perlakuan yang tidak menyenangkan.
Jika ibu atau pengasuh kurang menguasai teknik mengatur posisi bayi saat akan menyusu, bayi bisa saja merasa diperlakukan kasar atau disakiti. Sebagai upaya `perlawanan' , ia pun menolak menyusu.

10. Terganggu isapannya.
Jika ibu sering memegangi atau mengguncang payudara saat menyusui, posisi mulut bayi terhadap payudara bisa terganggu. Akibatnya bayi merasa tidak nyaman dan menolak menyusu.

11 Dibatasi jadwal menyusunya.
Jika ibu menyusui hanya pada jam-jam tertentu dan bukan menurut keinginan bayi, bayi bisa frustrasi karena kelaparan dan malah menolak menyusu.

12 Terganggu semburan ASI.
Aliran ASI yang terlalu cepat dan deras saat bayi mulai mengisap bisa membuat bayi tersedak. Jika terjadi berulang kali selama menyusu, bayi mungkin jadi frustrasi dan menolak menyusu.

13. Merasa terganggu oleh suatu perubahan.
Bayi usia 3-12 bulan mudah terganggu oleh berbagai perubahan: berpisah dengan ibunya, ada pengasuh baru, pindah rumah, kedatangan tamu, ibunya sakit (atau sedang menstruasi), payudara ibu terinfeksi, bau tubuh ibu berubah, dsb. Ketika suatu perubahan dirasa mengganggu, bayi bisa jadi tidak menangis melainkan langsung `mogok' menyusu.

Oleh karena itu, menyusui perlu persiapan. Jangan menyusui sambil melakukan kegiatan lainnya agar Bunda dan bayi merasa nyaman. Jangan juga membuat jam khusus menyusui. Berikan ASI saat bayi memang membutuhkannya.

Sabtu, 08 Februari 2014

THE POWER OF SIBLING (Kekuatan Adik Kakak)

Asumsi bahwa hubungan dan kedekatan personal antar adik-kakak akan berkembang secara natural, koheren dengan bagaimana praktik pengasuhan yang kita terapkan kepada anak-anak. 
Ternyata tidak juga. Banyak dari kita yang masa kecilnya terpenuhi kebutuhan emosional dari orangtua, tetapi tidak dekat secara emosional dengan kakak-adik kita. Anak-anak yang tumbuh dengan tidak mendapat kasih sayang cukup orangtuanya, justru kemungkinannya ada 2, mempunyai ikatan yang sangat kuat antar saudara, atau tercerai berai dan tidak rukun. 

Ada beberapa hal penting dan praktis yang bisa kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut kiatnya: 

1. Role Model Affection. Kita, orangtua adalah role model utama mereka. Tunjukkan afeksi, kasih sayang dan kedekatan dengan pasangan, anak-anak dan saudara-saudara kita sendiri. Pelukan, ciuman dan ungkapan kata-kata sayang adalah contoh paling baik untuk menunjukkan kedekatan tersebut, yang bisa dicontoh oleh anak-anak terhadap adik kakaknya. 

2. Biasakan mereka untuk bersikap sopan terhadap saudaranya. Sikap sopan, saling menghargai dan mengapresiasi harus menjadi nilai di rumah. Seperti mengucapkan ‘tolong’, ‘terimakasih’ dan tidak segan untuk memuji adik atau kakaknya atas hal positif. 

3. Tanamkan rasa ikut bertanggungjawab terhadap saudaranya. Di rumah, usahakan agar mereka aware terhadap kebutuhan saudaranya, dan dorong mereka untuk bisa saling peduli dan saling membantu. Misalnya, si kakak yang selalu tanggap saat adik bayinya sendirian, ia akan mengajaknya bermain dan bercanda. Ini merupakan fondasi dari kedekatan mereka nantinya saat dewasa. 

4. Berikan banyak kesempatan mereka untuk melakukan hal-hal menyenangkan dan memorable bersama. Hal-hal istimewa bersama adik-kakak selalu kita ingat sampai sekarang. Karena itu, ciptakan momen-momen yang akan mereka kenang hingga dewasa nanti. 

5. Selalu ingat bahwa konflik-konflik dan rivalitas antar saudara saat ini juga akan berlalu. Adik-kakak selalu berantem di rumah? Asal dalam kadar yang pas, hal itu merupakan bagian dari tugas perkembangan mereka. Melalui hal itu, hubungan mereka akan berkembang. Sementara itu, tugas kita adalah sabar, bertoleransi dan membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri.


Mungkin ada tips lain dari Bunda? Bisa di share disini.. Selamat beraktifitas Bunda.. 
Salam Sehat Ibu & Anak 
#mommiesdaily

Kamis, 06 Februari 2014